Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Budidaya ternak ayam kampung

Budidaya ternak ayam kampung

Budidaya Pembibitan Ayam Kampung untuk Mendapatkan Indukan Unggulan yang baik. Tingginya permintaan pasar terhadap daging maupun telur ayam kampung terus meningkat. Untuk dapat memenuhi permintaan pasar, metode pemeliharaan ayam kampung harus di lakukan dengan baik dan benar.
Dalam usaha peternakan, indukan memegang peranan penting untuk menghasilkan DOC yang berkualitas dengan tingkat pertumbuhan yang cepat.
Dengan melakukan seleksi yang ketat untuk mendapatkan kualitas indukan yang sesuai dengan tujuan dalam pembibitan, membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam melakukan penyeleksian indukan tersebut, karena untuk mendapatkan indukan parent stock yang berkualitas, di butuhkan waktu dan pengamatan yang teliti.
Ayam kampung pada dasarnya memiliki dua jenis, yaitu ayam dengan karakter penghasil daging, dan ayam yang memiliki karakter penghasil telur.
Seleksi awal untuk mendapatkan indukan parent stock yang sesuai dengan harapan para pelaku wirausaha peternak.
Langkah-langkah seleksi indukan yang akan di gunakan sebagai indukan awal dalam rangkaian menemukan indukan, untuk di jadikan parent stock tidak cukup hanya mengawinkan satu ayam pejantan dan ayam betina dengan tampilan fisik tertentu. Langkah untuk mendapatkan indukan yang akan di jadikan parent stock, adalah sebuah langkah pembibitan yang berkesinambungan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat di lakukan untuk mendapatkan indukan parent stok yang akan di jadikan indukan penghasil DOC berkualitas.

Indukan Berdasarkan Usia


Usia ayam kampung untuk di jadikan pejantan yang bagus, minimal ayam pejantan tersebut sudah berusia 1 tahun. Pada usia 1 tahun, organ reproduksi pada ayam jantan sudah matang dan siap untuk dikawinkan dengan ayam betina, sehingga menghasilkan telur fertil dengan kualitas bagus. Ayam jantan yang masih muda, cenderung menghasilkan telur fertil dengan daya tetas rendah dan kualitas DOC yang tidak bagus.
Usia ayam betina yang akan di jadikan indukan, usahakan minimal berusia 8 bulan. Sama halnya dengan pejantan, betina pun akan menghasilkan telur tetas yang tidak berkualitas, apabila di jadikan indukan pada usia di bawah 8 bulan.

Tampilan Fisik Ayam Kampung


Salah satu tampilan fisik yang di jadikan tolok ukur adalah perbedaan ayam pedaging dan ayam kampung petelur, apabila tujuan pembibitan kita untuk mendapatkan bibit ayam penghasil daging, tentu ayam kampung yang dipilih untuk di jadikan indukan pada seleksi awal ini merupakan ayam yang memiliki tipe pedaging.
Dan sebaliknya, kalau tujuan pembibitan kita untuk menghasilkan bibit ayam penghasil telur, yang kita lakukan tentu memilih ayam tipe penghasil telur untuk di jadikan bibit pada langkah awal ini.

Indukan Berdasarkan Garis Keturunan


Untuk melakukan pembibitan ayam kampung yang akan di jadikan indukan utama penghasil DOC nantinya, usahakan pejantan dan betina tersebut tidak memiliki garis keturunan atau garis kekerabatan yang dekat. Semakin dekatnya garis keturunan, akan menghasilkan DOC yang tidak berkualitas, dengan tingkat pertumbuhan lambat, produksi telur rendah.
Kita dapat melihat ayam dewasa yang merupakan hasil kesalahan dari pembibitan ini. Dimana ayam tidak tumbuh optimal, dengan tubuh kuntet. Untuk mengantisipasi adanya kedekatan kekerabatan ini, wiraternak melakukan antisipasi dengan membeli pejantan berbeda daerah dengan betina. Secara logika, semakin jauh daerah maka akan semakin kecil kemungkinan adanya kekerabatan yang akan kita jadikan indukan.

Indukan Berdasarkan Kesehatan


Ada beberapa penyakit yang dapat menular melalui telur tetas, seperti penyakit berak kapur. Ayam yang menderita berak kapur akan sangat efektif menjadi media penyebaran penyakit ini. Untuk mengantisipasi adanya penyakit pada ayam kampung baik betina maupun pejantan yang akan di jadikan indukan pada langkah awal pembibitan ini, kita dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kloaka: Usahakan hanya menggunakan ayam kampung dengan kloaka yang bersih, tidak ada lendir apalagi ada bercak putih. Bercak putih pada bulu sekitar kloaka, biasanya merupakan gejala bahwa ayam tersebut menderita berak kapur.
Mata: Tidak terdapat pembengkakan atau radang pada mata, tetapi yang paling di kawatirkan adalah ayam tersebut menderita coryza.
Suara dan Nafas: Dekatkan tubuh ayam ke telinga kita, kalau kita tidak terdengar suara ngorok, atau seperti nafas yang sesak, maka ayam tersebut layak untuk di gunakan sebagai calon indukan.
Tidak terdapat cacat: Cacat pada tubuh ayam akan menyebabkan ayam tersebut sulit melakukan perkawinan. Cacat dapat juga terjadi karena adanya perkawinan sedarah.
Bulu bersih dan mengkilap: Bulu bersih dan mengkilap merupakan sebuah indikasi bahwa ayam tersebut mempunyai kesehatan kulit yang bagus.
Jangan hanya karena mendapat penawaran harga murah, kemudian kita membeli ayam yang tidak sehat untuk di jadikan indukan dengan berpikir bahwa ayam tersebut dapat di sembuhkan.
Yang harus kita pikirkan bukan mengenai kesembuhan ayam tersebut, tapi kita harus memikirkan waktu yang di gunakan untuk menyembuhkan ayam yang menderita penyakit.

Perhatikan Nutrisi Makanan


Nutrisi makanan adalah salah satu hal penting yang memberikan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan performa produksi. Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam membangun pembibitan ayam kampung penghasil DOC ini, kita harus memperhatikan kualitas nutrisi yang terkandung di dalam makanan, sehingga kita bisa lebih mudah mengetahui, indukan mana yang memberikan performa terbaik dalam produksi nya.
Di dapatkannya DOC dengan kualitas bagus, tidak hanya karena faktor genetis, faktor nutrisi juga memegang peranan penting dalam produksi ayam kampung, mulai dari pembentukan telur sampai menetasnya telur.

Seleksi Telur Tetas


Setelah menemukan pejantan dan betina yang sesuai dengan keterangan di atas, kemudian sepasang ayam kampung tersebut kita kawinkan. Biasanya 3 hari setelah perkawinan, betina sudah dapat menghasilkan telur tetas fertil. Telur tetas ini kemudian kita kumpulkan dan kita lakukan seleksi.
Usahakan telur yang di tetaskan untuk mendapatkan indukan yang berkualitas adalah telur tetas dengan memiliki bentuk oval, kulit telur bersih dari kotoran, telur tidak retak. Telur tetas dengan bentuk yang tidak normal sebaiknya jangan di ditetaskan, karena dengan bentuk tidak normal jarang sekali menetas.

Berdasarkan Percepatan Pertumbuhan


Tidak semua DOC ayam kampung yang di hasilkan dari indukan penghasil telur tetas, akan memiliki pertumbuhan yang sama. Walaupun DOC tersebut berasal dari satu indukan yang sama. Oleh karena itu untuk melakukan pembibitan dengan kualitas bagus, di lakukan seleksi semenjak dari indukan, telur tetas dan DOC.
Setelah DOC di pelihara beberapa bulan, kita akan dapat melihat beberapa anak ayam yang memiliki pertumbuhan lebih cepat di banding yang lainnya. Anak ayam yang memiliki pertumbuhan lebih cepat ini kemudian kita ambil. Anak ayam yang mempunyai pertumbuhan dan bobot yang bagus, anak ayam ini lah yang akan kita jadikan indukan selanjutnya.

Perkawinan Keturunan Pertama


Untuk mendapatkan keturunan pertama atau F1, anak ayam yang di hasilkan dari penetasan periode pertama ini kemudian kita silangkan dengan anak ayam pada periode kedua yang sudah terseleksi dari indukan lain.
Untuk mendapatkan ayam kampung pedaging, ada beberapa peternak yang menyilangkan pejantan ayam kampung dan betina ayam petelur. Dimana pertumbuhan anak ayam dari hasil persilangan ini, lebih cepat di bandingkan dengan pertumbuhan ayam yang tidak terseleksi. Akan tetapi galur yang di hasilkan tentu bukan galur ayam kampung murni.
semoga bermanfaat

Post a Comment for "Budidaya ternak ayam kampung"